
Bentan.co.id – Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah di Tanjungpinang kini telah memiliki 2.613 koleksi benda bersejarah, Rabu (1/2/2023).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri mengatakan ribuan koleksi benda bersejarah di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah meliputi perhiasan, senjata, peralatan rumah, keramik, kendi, piring, guci, artefak, miniatur, koleksi foto-foto, catatan dan naskah kuno, seni lukis, seni grafis.
Tak hanya itu, koleksi lain dari benda bersejarah di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Tanjungpinang juga ada benda hasil penemuan di zaman prasejarah, neolitikum yang berbahan andesit seperti kapak genggam, kapak batu, dan beliung persegi.
“Dari 2.613 koleksi itu memiliki delapan klasifikasi koleksi yaitu koleksi etnografi, keramologika, teknologika, historika, seni rupa, filogika, arkeologika, numismatika dan heraldika,” ucapnya.
Bangunan yang kini dijadikan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah dulunya adalah Sekolah Tingkat Dasar masa kolonial Belanda dengan nama Hollandsch-Inlandsche School (HIS) pada tahun 1918.
Kemudian, pada masa Jepang diganti dengan nama Futsuko Gakko. Setelah kemerdekaan gedung ini tetap difungsikan sebagai Sekolah Rakyat dan akhirnya dijadikan SD 01 sampai tahun 2004.
“Gedung ini merupakan cagar budaya yang memiliki nilai penting bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang, maka gedung ini dijadikan museum dengan nama Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah,” jelas Nazri.
Kepala Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Kota Tanjungpinang, Ivan Kurniawan mengatakan setelah pandemi ini, pihaknya telah menyusun program untuk meningkatkan kunjungan masyarakat, terutama pelajar ke museum.
Beberapa kegiatan itu seperti pameran temporer yang disejalankan dengan Hari Museum Nasional pada 12 Oktober ini, semarak museum yang akan diisi dengan berbagai lomba yaitu fotografi, vlog, lomba melukis, baca hikayat, berbalas pantun untuk pelajar SD dan SMP, hingga sosialisasi terkait museum.
“Kita coba mulai lagi, supaya masyarakat, khususnya anak-anak dan pelajar tau keberadaan museum ini. Di sini, tersimpan rekaman masa lalu dan warisan budaya kota Tanjungpinang yang bisa dipelajari dan menjadi pengetahuan bagi para generasi muda,” ucap Ivan.