Bentan.co.id — Calon Gubernur Kepri nomor urut 1, Ansar Ahmad membantah tudingan dari Muhammad Rudi yang menyebut dirinya lepas tangan terkait konflik Rempang Eco City.
Usai debat kandidat di Hotel Radisson, Batam, Sabtu (2/11/2024), Ansar menjelaskan bahwa sebagai perwakilan pemerintah pusat, dirinya berperan aktif mendukung rencana investasi di Rempang.
“Saya berkali-kali menghadiri rapat bersama BP Batam, berbagai Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), dan beberapa kementerian terkait untuk membahas permasalahan ini,” ungkap Ansar.
Ansar menjelaskan bahwa keputusan terkait luas lahan, nilai kompensasi rumah, dan lokasi relokasi telah dibahas melalui rapat tersebut.
Ia juga mencatat aspirasi masyarakat yang menolak relokasi ke Pulau Galang dan menginginkan alternatif lokasi di Tanjung Badong.
“Tanggung jawab saya jelas. Saya turut memfasilitasi permintaan masyarakat bersama FKPD dan anggota DPRD Kepri Rizky Faisal untuk mencari solusi yang adil,” tegas Ansar.
Dalam rapat bersama BP Batam, Muhammad Rudi, dan pihak PT Makmur Elok Graha (PT MEG) yang menangani proyek, disepakati bahwa relokasi di Pulau Rempang akan mempertimbangkan nilai historis masyarakat setempat.
“Pembahasan kami bukan sekadar teknis, tetapi juga mencakup sisi historis dan aspirasi masyarakat. Saya selalu mendukung dialog agar seluruh pihak, termasuk yang kontra, merasa diakomodasi,” jelasnya.
Seiring waktu, sebagian warga mulai menerima konsep relokasi dengan jaminan dana hidup dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah pusat senilai Rp300 miliar.
Namun, Ansar mengungkapkan bahwa proses pembebasan lahan masih terkendala status lahan sebagai kawasan hutan.
“Saya telah meminta BP Batam dan Deputi Firman Saad untuk mempercepat proses di Kementerian Kehutanan. Proyek ini adalah prioritas nasional yang didukung lintas kementerian,” tambah Ansar.
Ansar menegaskan bahwa selama investasi ini dapat membawa kesejahteraan, meningkatkan fasilitas, dan mendukung para nelayan, ia akan mendukung sepenuhnya.
Selain itu, Ansar berencana untuk melibatkan putra-putri daerah dalam investasi ini melalui program pelatihan.
Ia mencontohkan program di PT Bintan Alumina yang mengirim anak-anak lokal untuk dilatih di Tiongkok sehingga menjadi tenaga kerja terampil di perusahaan tersebut.
“Tujuan saya adalah mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing dengan mengembangkan kapasitas pemuda lokal sebagai operator,” ujar Ansar.
Ansar menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa dirinya mendukung investasi yang memberikan dampak positif bagi ekonomi Kepulauan Riau dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Siapa pun Gubernurnya, saya akan selalu mendukung program hilirisasi yang mampu memberikan efek ekonomi besar bagi masyarakat,” tutupnya.(*)
Editor: Don