Bentan.co.id – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) kembali mengoperasikan KM Sabuk Nusantara 48 untuk melayani rute pelayaran antar pulau di wilayah perairan barat Indonesia.
Kapal ini dijadwalkan berlayar mulai 24 April hingga 30 April 2025, melintasi sejumlah pelabuhan.
Tanjungpinang – Jagoh
Berangkat: 24 April 2025 pukul 10:00
Tiba: 24 April 2025 pukul 23:00
Jagoh – Pekajang
Berangkat: 24 April 2025 pukul 23:59
Tiba: 25 April 2025 pukul 10:00
Pekajang – Belinyu
Berangkat: 25 April 2025 pukul 11:00
Tiba: 25 April 2025 pukul 16:00
Belinyu – Pekajang
Berangkat: 25 April 2025 pukul 17:00
Tiba: 25 April 2025 pukul 22:00
Pekajang – Jagoh
Berangkat: 25 April 2025 pukul 23:00
Tiba: 26 April 2025 pukul 09:00
Jagoh – Tanjungpinang
Berangkat: 26 April 2025 pukul 10:00
Tiba: 26 April 2025 pukul 23:00
Tanjungpinang – Tambelan
Berangkat: 27 April 2025 pukul 13:00
Tiba: 28 April 2025 pukul 16:00
Tambelan – Midai
Berangkat: 28 April 2025 pukul 17:00
Tiba: 29 April 2025 pukul 08:00
Midai – Selat Lampa
Berangkat: 29 April 2025 pukul 09:00
Tiba: 29 April 2025 pukul 17:00
Selat Lampa – Pulau Laut
Berangkat: 29 April 2025 pukul 22:00
Tiba: 30 April 2025 pukul 07:00
Pulau Laut – Seluan
Berangkat: 30 April 2025 pukul 08:00
Tiba: 30 April 2025 pukul 14:00
Seluan – Selat Lampa
Berangkat: 30 April 2025 pukul 15:00
Tiba: 30 April 2025 pukul 19:00
Selat Lampa – Subi
Berangkat: 30 April 2025 pukul 23:00
Tiba: 1 Mei 2025 pukul 07:00
Informasi detail jadwal keberangkatan dan kedatangan dapat dilihat melalui kantor cabang Pelni terdekat atau kanal resmi Pelni.
Masyarakat diimbau untuk memperhatikan jadwal dan waktu sandar kapal karena dapat berubah sewaktu-waktu akibat kondisi cuaca maupun teknis operasional.
Pelni juga mengingatkan calon penumpang agar membeli tiket melalui saluran resmi dan membawa identitas lengkap saat proses check-in.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses situs resmi Pelni atau menghubungi layanan pelanggan di pelabuhan keberangkatan.
KM Sabuk Nusantara 48 merupakan bagian dari program Tol Laut yang bertujuan menghubungkan daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP), serta memperkuat konektivitas antar wilayah di Indonesia.(Yto)
Editor: Don
