Cikgu Malaysia Kesal Siswanya Pakai Bahasa Indonesia, Netizen Tanah Air: Misi Susanti Berhasil

Cikgu Malaysia Kesal Siswanya Pakai Bahasa Indonesia, Netizen Tanah Air: Misi Susanti Berhasil
Cikgu Malaysia Kesal Siswanya Pakai Bahasa Indonesia, Netizen Tanah Air: Misi Susanti Berhasil. F. X/Urrangawak.

Bentan.co.id – Sebuah video viral dari Malaysia memperlihatkan seorang guru bernama Cikgu Azizah yang merasa kesal karena banyak siswanya menggunakan bahasa Indonesia dalam tugas sekolah.

Reaksi netizen Indonesia pun cukup santai, bahkan sebagian besar justru menanggapi dengan candaan.

“Misi Susanti telah berhasil,” tulis salah satu netizen Indonesia, merujuk pada karakter Susanti dalam serial animasi populer Upin & Ipin yang memang dikenal sebagai representasi anak Indonesia di tayangan asal Malaysia tersebut.

Dalam video yang diunggah akun @duniapunyacerita, Azizah menunjukkan beberapa contoh kata dalam tugas karangan siswanya yang menggunakan kosakata bahasa Indonesia, seperti berencana, teman-teman dan rumah sakit.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kata-kata tersebut tidak sesuai dengan bahasa Melayu yang diajarkan di sekolah.

Ia pun meminta para orang tua murid untuk lebih mengawasi tontonan anak-anak mereka di rumah.

“Kurangkan sikit tengok konten Indonesia tu,” ujar Azizah.

Salah satu bagian menarik dari video tersebut adalah ketika sang guru menjelaskan bahwa dalam bahasa Melayu, kata “teman” memang ada, tapi dalam konteks karangan formal, seharusnya digunakan kata “kawan.”

“Bersama kawan-kawan, bukan teman-teman,” jelasnya.

Perbedaan kecil ini menimbulkan diskusi di kolom komentar, terutama soal kata “rumah sakit” yang dalam bahasa Melayu diganti menjadi “hospital.” Hal itu pun menjadi bahan lelucon di kalangan netizen Indonesia.

“Hospital itu bahasa Inggris, Cikgu,” tulis akun @farhan||kece.

“Kalau begitu, bahasa Melayunya rumah sakit itu apa dong?” timpal netizen lain.

Tak hanya candaan, beberapa warganet Indonesia juga memberikan tanggapan yang cukup bijak.

“Wajar kok, beliau sebagai guru di Malaysia tentu ingin siswanya menggunakan bahasa Melayu yang benar, seperti halnya guru Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah kita,” tulis akun @sri.nursrakasip.

Fenomena Cikgu Malaysia ini memperlihatkan bagaimana konten digital lintas negara mulai memengaruhi gaya bahasa dan keseharian generasi muda.

Di sisi lain, anak-anak Indonesia juga banyak yang terbiasa dengan istilah bahasa Melayu karena sering menonton Upin & Ipin.

Meski muncul kekesalan dari pihak guru, reaksi publik dari kedua negara sejauh ini cenderung bersifat reflektif, bahwa budaya pop dan digital kini memang membentuk cara anak-anak berbicara.(*)

Editor: Don

Dapatkan berita terkini dan terpercaya. Jangan ketinggalan like, follow, dan aktifkan notifikasimu sekarang: Fanspage Bentan.co.id

Pos terkait