Seberapa Visible Proyek Tenaga Surya di DAM Duriangkang Batam

Seberapa Visible Proyek Tenaga Surya di DAM Duriangkang Batam
Seberapa Visible Proyek Tenaga Surya di DAM Duriangkang Batam
Ilustrasi.(Foto istimewa)

bentan.co.id – Waduk Duriangkang merupakan waduk terbesar yang dimiliki Kota Batam,. Luas muka air normal mencapai 2.340 hektare dan luas daerah tangkapan air 79 kilometer persegi.

Infrastruktur Waduk Duriangkang telah dibangun pada 1995, dan beroperasi pada 2001 di bawah pengelolaan Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Waduk Duriangkang dibangun dengan membendung sungai Duriangkang pada muaranya yang berbatasan langsung dengan laut.  Tujuan pembangunan waduk untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan air baku seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri di Kota Batam.

Saat ini waduk Duriangkang menjadi penyuplai utama air bersih di Batam. Sebanyak 80 persen kebutuhan air di Batam dipenuhi dari Waduk Duriangkang.

Bacaan Lainnya

Lantas, seberapa visibel dan efektif jika panel-panel Surya untuk menghasilkan energi listrik terbarukan mengapung dipasang di waduk tersebut?

Seorang peneliti energi terbarukan di Indonesia, Edo Raihan Irawadi menyampaikan beberapa kemungkinannya.

Menurut pria yang biasa disapa Edo tersebut, jika menggunakan luas area waduk sebesar 1.200 hektar untuk dipasangi panel-panel Surya, energi listrik yang dihasilkannya berkisar 1,2 Giga Watt.

“Ya, nggak sampai 2 Giga Watt jika yang digunakan sekitar 1.200 hektar luas area waduk. Tipis-tipis dapat sekitar 1,2 Giga Watt. Itu jika seluruh area di-cover panel Surya”, kata Edo.

Untuk mencapai target 2 Giga Watt produksi listrik di waduk tersebut, bisa saja pihak pengelola juga manfaatkan area di sekitar waduk. Untuk diketahui luas daerah tangkapan air di waduk Duriangkang sekitar 79 km2.

Untuk target 2 Giga Watt menurut Edo, juga perlu penjelasan lanjutan. Apakah ini 2 Giga Watt hour (GWH) atau 2 Giga Watt peak (GWP). Menurutnya, produksi listrik menggunakan panel Surya jauh berbeda dibanding produksi listrik dengan cara lain misalnya di PLTU yang menggunakan batubara atau PLTG dengan suplai energi gas.

“Efektif produksi listrik untuk tenaga Surya di kota Batam sekitar 4 jam per hari untuk penggunaan selama 24 jam”, jelasnya.

Ia membandingkan hasil produksi listrik sebesar 2 Giga Watt dari gas turbin di PLTG, akan equivalen dengan sepertiga nilai yang sama jika memanfaatkan panel-panel Surya untuk menghasilkan listrik.

Hasil produksi dari panel Photo Voltaic/ PV (panel Surya, pen) bisa disimpan dalam panel-panel batere yang kemudian bisa digunakan untuk energi listrik. Namun Edo mengingatkan bahwa penyimpanan energi Surya dalam batere membutuhkan investasi yang sangat besar.

“Batere untuk menyimpan energi listriknya sangat mahal, lebih mahal dari panel-panel PV-nya”, lanjutnya.

Jadi alternatifnya menurutnya adalah dengan menyalurkannya secara langsung untuk penggunaan umum. Dengan kapasitas produksi 2 Giga Watt tersebut, hasil akhirnya bisa untuk memenuhi 2,5 kali kebutuhan listrik riil di kota ini. Artinya, akan ada surplus listrik besar di kota ini ke depannya.

“Makanya lebih baik disalurkan. Mungkin itu, mengapa sebagiannya langsung diekspor ke Singapura”, katanya.

Sejalan dengan Giles Exley dari Lancaster University, Edo menilai pemasangan panel-panel Surya di DAM Duriangkang, bisa bermanfaat juga terhadap tingkat penguapan air di waduk yang menjadi lebih berkurang, selain membuka lapangan kerja yang besar untuk proyek tersebut.

BP Batam baru saja menandatangani perjanjian kerjasama dengan perusahaan asal Singapura, Sunseap Group untuk proyek ini, Senin (18/7/2021) kemarin.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan secara virtual oleh Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, dengan Co-founder and CEO, Sunseap Group Pte. Ltd., Frank Phuan.

Sunseap Group adalah sebuah perusahaan penyedia energi bersih terbesar di Singapura yang didirikan pada tahun 2011. Solusi surya Sunseap dinilai telah terbukti untuk mendiversifikasi portofolio energi melalui model dan strategi biaya yang kompetitif. Mereka juga mengerjakan proyek serupa di selat Johor, perbatasan Singapura – Malaysia dekat Woodland.

Dalam MoU ini, diketahui bahwa Sunseap akan menyediakan layanan satu atap untuk solusi energi bersih, yang mencakup elemen-elemen seperti pendanaan, pengembangan, perancangan, teknik dan konstruksi tenaga surya dan pasokan listrik bersih. Total investasi mencapai 29 Triliun rupiah.

Sunseap Group akan memasang panel surya di genangan waduk dengan cara mengambang (floating) dengan target energi yang bisa dihasilkan mencapai 2 Giga Watt. Hasil energinya nanti akan diekspor ke Singapura dan sebagian untuk Batam. Ini akan menjadi salah satu yang terluas di Asia Tenggara dan pertama di Batam.

Ke depannya lapangan pekerjaan akan tercipta sekitar 3.000 pekerja lokal tidak hanya Batam, tetapi juga Indonesia,” ujar Muhammad Rudi, Senin (19/7/2021).

Sumber: Gowest.id
Editor: Bram

Dapatkan berita terkini dan terpercaya. Jangan ketinggalan like, follow, dan aktifkan notifikasimu sekarang: Fanspage Bentan.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *