bentan.co.id – Tujuh pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) hasil binaan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui program pendampingan ekspor (Export Coaching Program atau ECP) berhasil melakukan ekspor perdana ke mancanegara.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Didi Sumedi menjelaskan ketujuh UKM tersebut berasal dari Sulawesi Selatan dan Yogyakarta dengan produk industri kerajinan, kayu dan produk kayu, serta makanan dan minuman.
“Keberhasilan pelaku UKM ini cukup membanggakan di tengah kendala logistik kelangkaan kontainer ekspor selama pandemi COVID-19. Kemendag akan terus mendampingi, membantu, mendorong, serta memfasilitasi para pelaku usaha potensial dalam meningkatkan kesiapan ekspor untuk mendukung ekspor nasional,” ujar Dirjen PEN Kemendag dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik pada Senin (27/9/2021).
Menurut Dirjen PEN Kemendag, capaian ini merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan Dinas yang membidangi perdagangan di Provinsi Sulawesi Selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu, kata dia, capaian ini merupakan hasil keja keras dan komitmen kuat pelaku UKM peserta ECP.
“Capaian ini melanjutkan keberhasilan UKM peserta ECP sebelumnya yang telah berhasil melakukan ekspor perdana,” imbuh dia.
Lebih lanjut Dirjen PEN Kemendag menjelaskan, pelaku UKM yang berasal dari Sulawesi Selatan yakni PT Bumi Runut Bersama dengan produk serat kelapa sebanyak satu kontainer senilai US$5.135 (sekitar Rp73,2 juta) ke Tiongkok, CV Sumber Pangan Nusantara dengan produk bahan makanan sebanyak satu kontainer senilai US$7.230 (Rp103,1 juta) ke Malaysia, serta CV LARS dengan produk rumput laut senilai US$1.764 (sekitar Rp25,1 juta) ke Taiwan.
Sedangkan UKM dari Yogyakarta, yakni CV Ride One Gallery dengan produk cermin antik ke Prancis senilai US$24.600 (sekitar Rp351 juta) dan produk kerajinan kaca ke Belgia senilai US$11.791 (sekitar Rp168,2 juta), CV Solobeat dengan produk stik drum sebanyak 1.000 pasang ke Ghana senilai US$4.000 (sekitar Rp57 juta) dan 200 pasang ke Kolombia senilai US$1.200 (sekitar Rp17,1 juta), PT Bumicharya Utama Luhur dengan produk lantai jati ke Italia senilai EU 69.000 (sekitar Rp1,1 miliar), serta PT Serena Sejahtera dengan produk salak sebanyak 6.500 kg ke Kamboja senilai US$14.553 (sekitar Rp207,6 juta).
“Sebelumnya, pada 2021 ini juga, terdapat pelaku UKM program ECP asal Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, dan Banten juga berhasil melakukan ekspor dengan produk serat kapuk, arang kelapa, kelapa, alas kaki, kerajinan kaca, tas kerajinan aceh, bubuk kelapa, damar batu, produk kaca, serta interior dari batu alam, dengan negara tujuan India, Rusia, Vietnam, Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Argentina, Angola, dan Belanda,” tutur dia.