
bentan.co.id – PT Bio Farma (Persero) menyatakan vaksinasi gotong royong (VGR) individu atau vaksin berbayar menggunakan vaksin dari Sinoparm. Vaksin Sinopharm diproduksi oleh Beijing Bio-Institute Biological Products Co, China.
“Vaksin yang digunakan dalam vaksin gotong royong itu tidak sama dengan vaksinasi program Pemerintah, yakni Astrazeneca dan Sinovac. Tentunya dalam permenkes telah ditentukan dan baru satu yang akan digunakan vaksin Sinopharm,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto, Minggu (11/7/2021).
Dia menjelaskan untuk harga vaksinasi berbayar dijamin tidak memberatkan masyarakat, lantaran telah ditetapkan berdasarkan beberapa evaluasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Saya kira harga sudah ditetapkan berdasarkan evaluasi berapa BPKP dan kita concern tidak memberatkan masyarakat,” imbuhnya.
Nantinya proses vaksinasi berbayar dapat dilakukan di Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) Kimia Farma. Namun nantinya akses dapat dibuka melalui fasyankes swasta yang tidak sedang melayani vaksin program pemerintah.
“Untuk saat ini adalah fasyankes Kimia Farma, fasyankes terbuka tidak hanya di Kimia Farma, nanti akan diperluas fasyankes-fasyankes di swasta yang tidak sedang melayani program vaksinasi pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, program vaksinasi adalah langkah penting untuk menghadapi meningkatnya kenaikan kasus covid-19. Oleh karena itulah, Pemerintah mengeluarkan peraturan terkait program vaksinasi melalui Permenkes nomor 10 tahun 2020.
Dalam peraturan tersebut program vaksinasi ada dua, program pemerintah dan vaksinasi gotong royong yang sudah berjalan. Kemudian Permenkes diperbaharui menjadi Permenkes nomor 19 tahun 2019 dengan menambahkan VGR.
“Peraturannya sebenarnya sama hanya ada perubahan kedua di Permenkes sebelumnya nomor 10 2021 dengan mengeluarkan peraturan Menkes nomor 19 tahun 2021. Sebenarnya tidak banyak hanya yang perlu dicatat adanya perluasan vaksinasi gotong royong untuk mempercepat herd immunity dan cakupan imunisasi di Indonesia,” pungkasnya.