
Bentan.co.id – Polresta Tanjungpinang bersama FKPD melakukan pengecekan Hutan Lindung yang menjadi titik rawan kebakaran lahan dan hutan (Karhutla). Sejumlah personel gabungan pun akan dikerahkan untuk melakukan penjagaan dan patroli ruitn di lokasi hutan lindung.
Untuk mengantisipasi terjadi kebakaran lahan dan hutan di kawasan Hutan Lindung, Tanjungpinang. Polresta Tanjungpinang bersama FKPD seperti Polri, TNI, Damkar, BPBD dan instansi terkait serta masyarakat setempat melakukan pengecekan lokasi hutan lindung.
Pengecekan lokasi ini sebagai antisipasi agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan lindung ini seperti di tahun 2021 lalu. Sehingga perlunya koordinasi untuk menentukan tindakan kedepan yang diambil agar hutan lindung seluas 45 hektar yang dilindungi ini tidak terjadi kebakaran.
Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu mengatakan, untuk mengantisipasi itu, petugas membangunkan tenda serta menempat personel gabungan untuk melakukan pencagaan dan melakukan patroli secara bergantian.
“Nanti personel gabungan akan secara bergantian patroli, kita juga dibantu masyarakat. Kita dan jajaran bahu-membahu agar peristiwa di tahun 2021 lalu tidak terjadi lagi disini. Lima titik Hydrant yang ada di hutan lindung kita minta di perbaiki,” kata dia.
Ketua RW 05 setempat, Hj. Suranto mengatakan, pihaknya telah mengajukan melalui musrenbang untuk pengadaan motor kaisar yang digunakan untuk mengangkut air apabila terjadi kebakaran.
“Allhamdulilah disetujui tapi belum terlaksana, insaallah itu yang didulukan nanti. Dulu itu ada penjagaan disini hampir 24 jam, sekarang agak molor, kita harap diaktifkan lagi,” kata dia.
Ketua Kelompok Peduli Api, Yudi mengatakan, penyebab sering terjadinya kebakaran hutan lindung tersebut banyaknya orang yang masuk kedalam dan kemungkinan membuang rokok sembarangan sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran.
“Dulu itu banyak anak-anak dan orang masuk kedalam hutan lindung, tapi sejak kebakaran besar 2021 lalu, tidak pernah lagi ada yang masuk karena di jaga, di pintu masuk juga di kasi portal,” kata dia.
Untuk mengantisipasi kembali terjadinya hal serupa, dirinya berharap dinas terkait kembali memasang Hydrant yang berada di dalam hutan lindung tersebut. Dan agar tidak dicuri orang oleh yang bertanggung jawab diharapkan dinas terkait mendisain Hydrant tersebut dengan baik.