Pulau Penyengat Bukan Hanya Cantik, Tapi Juga Jadi Model Wisata Berbasis Budaya

Pulau Penyengat Bukan Hanya Cantik, Tapi Juga Jadi Model Wisata Berbasis Buday
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) terus memperkuat arah pengembangan pariwisata regeneratif sebagai upaya membangun destinasi yang berkelanjutan dan berdampak langsung pada masyarakat. F. dok. Pemko Tanjungpinang.

Bentan.co.id – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) terus memperkuat arah pengembangan pariwisata regeneratif sebagai upaya membangun destinasi yang berkelanjutan dan berdampak langsung pada masyarakat.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Hasan, dalam Ruang Diskusi Strategis Seri 11 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Jumat (18/7/2025).

Diskusi tersebut mengangkat tema “Destinasi Pariwisata Regenerative Tourism: Tantangan, Kesiapan hingga Prediksi Pariwisata Kepri di Masa Depan” dan diikuti oleh pelaku pariwisata dari berbagai wilayah, termasuk Kepri.

Dalam paparannya, Hasan menjelaskan bahwa Kepri menjadi salah satu dari tiga provinsi penyumbang terbesar kunjungan wisatawan di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Karena itu, penerapan konsep regenerative tourism sudah mulai dilakukan, terutama di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang.

“Pariwisata regeneratif melihat pentingnya unsur sosial dan budaya lokal. Di Pulau Penyengat, berbagai elemen seperti sejarah, budaya Melayu, nilai religi, hingga kehidupan masyarakat setempat menjadi bagian dari daya tariknya,” kata Hasan.

Hasan juga menyoroti kekuatan geografis Kepri sebagai wilayah maritim. Dengan 96 persen wilayah berupa laut dan posisinya yang strategis di jalur perdagangan dunia, Kepri punya modal besar untuk mengembangkan wisata berbasis laut.

“Kepri berbatasan langsung dengan negara tetangga dan berada dekat Selat Malaka. Ini menjadi peluang besar untuk mendorong wisata maritim yang berkelanjutan,” tambahnya.

Meskipun potensinya besar, Hasan tak menampik bahwa masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Beberapa di antaranya masih terbatasnya infrastruktur dan konektivitas, belum optimalnya pemanfaatan digitalisasi, tantangan tata kelola dan regulasi daerah, minimnya pemahaman budaya dan pelestarian lingkungan serta kurangnya atraksi wisata yang inovatif.

Untuk menjawab tantangan ini, Pemprov Kepri telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, seperti meningkatkan koordinasi pusat dan daerah soal aksesibilitas, tarif wisata, dan Visa on Arrival (VoA), mempercepat pembangunan infrastruktur khususnya di area blank spot.

Selain itu, upaya lainnya adalah memperkuat promosi wisata berbasis digital, memberdayakan pelaku UMKM dan memperkuat SDM pariwisata, menjalankan program CAPE untuk edukasi pelestarian kawasan wisata, menyusun kalender event tahunan yang konsisten dan berbasis budaya lokal serta mendorong pendekatan pentahelix (pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media) dalam pembangunan sektor pariwisata.(*)

Editor: Don

Dapatkan berita terkini dan terpercaya. Jangan ketinggalan like, follow, dan aktifkan notifikasimu sekarang: Fanspage Bentan.co.id

Pos terkait