
bentan.co.id – Mendagri Tito Karnavian meninjau industri pemurnian bauksit milik PT. Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi Kawasan Ekonomi Khusus di Galang Batang, Bintan, Minggu (9/5/2021). Dalam peninjau itu, Mendagri Tito meminta perusahaan tetap memprioritaskan tenaga kerja lokal.
“Kita juga minta bahan material untuk mensuplai kebutuhan industri di Galang Batang sebisanya lokal konten dan diupayakan seminimal mungkin bahan impor,” pintanya.
Tito mencontohkan daerah Morowali dan Halmahera Timur dimana semua produk lokal baik pertanian, peternakan dan produk UKM diserap oleh pihak swasta yang investasi di daerah itu.
“Jangan hanya menguntungkan investor saja tetapi juga harus menguntungkan masyarakat, Pemkab, Pemprov dan pemerintah pusat,” pungkasnya.
Dalam industri pemurnian bauksit, PT. BAI membutuhkan 21.000 orang tenaga kerja. Saat ini realisasi hingga tri wulan I tahun 2021 sudah menyerap tenaga kerja 4.300 orang dengan TKA 1.200 orang.
Selain persoalan tenaga kerja, Mendagri Titi juga mengingatkan perusahaan agar selalu memperhatikan permasalahan lingkungan yang timbul akibat aktifitas industri. Terlebih PT. BAI memiliki PLTU sendiri dengan kapasitas 2.850 MW.
“Karena PT. BAI menggunakan power plan sendiri yang berbahan bakar batu bara, maka persoalan polusi karbon harus ada solusi yang cerdas,” tegas Tito.
Industri pemurnian bauksit PT. BAI diproyeksikan menghasilkan 2 juta ton per tahun refinery alumina, 1 juta ton aluminium ingot per tahun dan carbon anode dengan kapasitas produksi 520.000 ton per tahun.