Bentan.co.id – Indonesia memutuskan untuk menghentikan impor sapi dari negara Australia. Keputusan ini diambil lantaran ditemukan penyakit Lumpy Skin Diseases (LSD).
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) menyatakan keputusan menghentikan impor sapi usai ditemukan 13 ekor sapi yang diimpor dari Australia terindikasi penyakit LSD saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pertengahan Juli 2023 lalu.
Bambang menyatakan penghentian impor sapi dilakukan selama 60 hari sejak tanggal 12 Juli 2023. Australia maupun Indonesia siap melakukan pendalaman selama waktu itu untuk menemukan penyebab dan sumber pasti LSD pada 13 ekor sapi impor Australia.
“Kalau hasilnya negatif maka impornya bakal diteruskan impornya. Kalau positif kita hentikan,” ucap Bambang di Kementerian Pertanian, Selasa (1/8/2023).
Penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) atau disebut juga sebagai penyakit kulit berbintik adalah penyakit menular pada hewan ternak, termasuk sapi.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari kelompok Capripoxvirus. Sapi yang terinfeksi virus LSD dapat mengalami gejala yang bervariasi mulai dari ringan hingga parah.
Gejala umum dari penyakit LSD pada sapi antara lain:
Pembengkakan dan benjolan pada kulit
Sapi yang terinfeksi dapat mengalami pembengkakan dan benjolan pada kulit, yang bisa muncul di seluruh tubuh atau di bagian tertentu seperti kepala, leher, dan anggota tubuh lainnya.
Demam
Sapi yang terkena LSD biasanya mengalami demam yang tinggi.
Kehilangan nafsu makan
Infeksi LSD dapat menyebabkan sapi kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan.
Produksi susu menurun
Pada sapi perah, produksi susu dapat menurun akibat penyakit ini.
Gangguan pernapasan
Pada beberapa kasus, sapi dapat mengalami gangguan pernapasan jika benjolan terbentuk di sekitar hidung atau mulut.
Depresi dan kelemahan
Sapi yang terinfeksi LSD juga dapat menunjukkan gejala depresi, kelemahan, dan lesu.
Penyakit LSD pada sapi dapat menyebar dengan cepat melalui gigitan serangga vektor, seperti nyamuk dan caplak. Selain itu, kontak langsung antara sapi yang terinfeksi dan sapi yang sehat juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit ini.
Untuk mengendalikan penyebaran penyakit LSD, langkah-langkah pengendalian termasuk isolasi sapi yang terinfeksi, vaksinasi hewan ternak, dan pemberantasan vektor yang membawa virus penyakit ini.
Selain itu, pihak otoritas kesehatan hewan setempat harus segera memberlakukan tindakan pengendalian jika terdeteksi kasus penyakit LSD pada sapi untuk mencegah penyebarannya ke hewan ternak lainnya.
Penting bagi para peternak dan petugas kesehatan hewan untuk mengenali gejala penyakit LSD pada sapi dan melaporkan kasus yang dicurigai kepada otoritas terkait agar tindakan pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan secara efektif.(*/Brp)
Editor: Don