
bentan.co.id – Karantina Pertanian Tanjungpinang memfasilitasi ekspor komoditas pertanian dengan menjamin kesehatannya sebelum diekspor ke berbagai negara tujuan. Hal tersebut penting dilakukan untuk menjamin kualitas komoditas ekspor tersebut.
Produk Perkebunan yang di ekspor itu adalah komoditas karet lempengan, daun sirsak kering dan bunga kelor kering. Sementara itu untuk komoditas karet lempengan, ini merupakan komoditas unggulan, sedangkan daun sirsak dan bunga kelor termasuk komoditas baru, meskipun dalam jumlah yang masih kecil namun mulai menembus pasar internasional, yaitu Jerman.
Daun sirsak dan bunga kelor kering dengan berat 5,2 kg bernilai Rp530.000,00. Sedangkan karet lempengan yang diekspor ke Kanada, Spanyol, Perancis dan Turki volumenya mencapai 878 ton, sehingga dari sektor perkebunan nilai ekonomisnya tercatat sebesar Rp.20 miliar.
Dengan begitu Karantina Pertanian Tanjungpinang mencatat dalam sehari Karantina Pertanian Tanjungpinang telah merilis ekspor beberapa jenis komoditas pertanian dengan nilai ekonomis mencapai Rp.23 miliar.
Sementara itu, untuk sertifikasi jaminan keamanan dan kesehatan sehingga bisa diterima di negara tujuan terhadap dua jenis bahan herbal telah dilakukan pemeriksaan oleh Pejabat Karantina Pertanian Wilker Bandara RHF Tanjungpinang untuk memastikan bebas dari OPTK.
Selain itu, Pejabat Karantina Pertanian Tanjungpinang Wilker Pulau Bulan juga melakukan pemeriksaan dan sertifikasi terhadap 1.375 ekor babi siap potong yang dikirim ke negara Singapura. Sehingga nilai ekonomis ekspor komoditas pertanian keseluruhan adalah sebesar Rp23,7 miliar.
“Perdana di tahun 2021, daun sirsak dan bunga kelor diekspor sampai ke Jerman, dengan segudang manfaatnya semoga volume dan frekuensinya terus meningkat,” ujar Raden, Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang.
Menurut Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil memberikan apresiasi terhadap perusahaan eksportir yang turut menggaungkan program peningkatan ekspor, melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian (Gratieks) dan UMKM yang berorientasi ekspor komoditas pertanian dengan ragam baru.
“Kementerian Pertanian sendiri terus berupaya memberikan fasilitasi terhadap program ini, dengan memberikan pendampingan teknis dan pelayanan lainnya,” kata Jamil.
Jamil juga berharap Provinsi Kepri dapat menggali lagi potensi komoditas lain yang dapat didorong menjadi komoditas unggulan ekspor. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) yakni meningkatkan ekspor pertanian tidak hanya karet dan babi potong saja, namun dari ragam komoditas pertanian lainnya juga.
“Calon eksportir dapat juga mengakses aplikasi i-Mace untuk menggali potensi ekspor masing-masing daerah. Silahkan mengaksesnya atau kunjungi klinik agro ekspor di Kantor Karantina Pertanian terdekat,” pungkas Jamil.
(*/Zup/Brp)