
Bentan.co.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2022 tercatat mencapai 5,01 persen (year on year/yoy). Hal itu menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi nasional tetap berjalan dengan baik meski di tengah penerapan kebijakan PPKM dan peningkatan penyebaran kasus baru varian Omicron pada Februari 2022.
Demikian disampaikan Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam laporan Economic Update Bank Mandiri yang diterima, Selasa (10/5/2022).
Andry memaparkan, pada triwulan I-2022, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp4.513,05 triliun atas dasar harga berlaku atau Rp2.818,58 triliun atas dasar harga konstan.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama juga didorong oleh kinerja sektor eksternal yang terbantu oleh tingginya harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti minyak sawit dan batu bara.
Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar 0,96 persen (qoq) dibandingkan triwulan IV-2022.Konsumsi rumah tangga menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi. Tercatat konsumsi rumah tangga tumbuh 4,34 persen secara tahunan (yoy). Angka tersebut berkontribusi sebesar 2,35 persen terhadap angka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Sementara, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) tumbuh sebesar 4,09 persen (yoy). Hal ini mengkonfirmasi bahwa kinerja investasi dan juga pengeluaran masyarakat tetap tumbuh positif pada triwulan I-2022.
Proporsi konsumsi rumah tangga dan PMTDB pada PDB Indonesia masing-masing sebesar 53,65 persen dan 30,44 persen. Ekspor Indonesia tumbuh 16,22 persen (yoy) sementara impor tumbuh 15,03 persen (yoy).
Dengan kontribusi ekspor lebih besar daripada impor, kinerja net export berkontribusi 0,82 persen terhadap pertumbuhan PDB triwulan I-2022. Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi. Pada triwulan I-2022, industri pengolahan atau manufaktur tumbuh sebesar 5,07 persen (yoy).
Angka pertumbuhan tersebut berkontribusi terhadap 1,06 persen pertumbuhan GDP Indonesia. Industri manufaktur masih menjadi sektor terbesar ekonomi dengan proporsi sebesar 19,19 persen terhadap PDB Indonesia.
Sementara, sektor perdagangan menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi pada triwulan I-2022, yaitu 15,79 persen (yoy). Sektor tersebut diperkirakan akan tetap tumbuh positif didorong oleh semakin terbiasanya masyarakat dengan belanja online.
Lapangan usaha lainnya terkait dengan aktivitas lapangan –pertanian, pertambangan, dan konstruksi – tercatat juga tumbuh positif pada triwulan pertama 2022.
Berdasarkan data, terdapat dua sektor yang mengalami kontraksi, yaitu administrasi pemerintahan (-1,45 persen (yoy)) dan jasa pendidikan (-1,70 persen (yoy)).
Andri menambahkan, Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada 2022. Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan PDB Indonesia tumbuh sebesar 5,17 persen pada 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan angka pertumbuhan PDB 2021, yaitu 3,69 persen.
“Kami melihat pulihnya aktivitas masyarakat akan memperkuat konsumsi rumah tangga. Sementara, dukungan Pemerintah dan Bank Indonesia melalui kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif juga diharapkan dapat mendorong aktivitas bisnis dan investasi. Tingginya harga komoditas ekspor utama Indonesia juga diharapkan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi pada 2022,” pungkas Andry.