Presiden PKS Sohibul Iman menjelaskan sikap terakhir partainya untuk tegas menolak pembahasan RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP).
Sohibul mengatakan masih terdapat sejumlah persepsi pihaknya masih mendukung pembahasan dengan catatan yakni TAP MPRS No XXV/MPRS/1966 soal pelarangan ideologi komunisme dimasukkan sebagai konsideran RUU tersebut.
“Dalam proses di Baleg, PKS melihat dari aspek filosofi atau pertimbangan-pertimbangan termasuk TAP MPRS, secara positioning PKS siap menyetujui usulan DPR, kalau secara filosofis benar,” kata Sohibul dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/6).
Sohibul menyebut naskah yang beredar di tengah publik saat ini, merupakan naskah yang ada di baleg. Sehingga, dia perlu menegaskan sikap final partainya.
Hal itu, Sohibul sampaikan dalam pertemuan dengan organisasi Massa Islam yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam (MOI), Rabu (17/8) kemarin.
“Itu yang beredar. Namun yang di paripurna itu yang tidak bisa diakses oleh publik. Jadi sikap PKS paling akhir (menolak RUU HIP) tidak beredar di publik. Alhamdulillah sekarang kami coba menyebarkan hal itu. Supaya publik tahu posisi PKS terkait RUU HIP bahwa PKS menolak,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Waketum Persis, H. Jeje Zainuddin mengatakan seluruh ormas memiliki satu suara yang sama menolak RUU HIP sepenuhnya. Bukan hanya menunda dan merevisi subtansi dari RUU tersebut.
“Pernyataan dari seluruh ormas, termasuk MOI, Persis, FPI, bahkan Muhammadiyah, NU juga. Arahnya ini bukan kepada perbaikan atau revisi naskah, tetapi penolakan total, pembatalan. Itu skenario yang diharapkan oleh seluruh ormas,” kata dia.
Setelah pertemuan dengan Sohibul, Jeje pun yakin RUU HIP akan dibatalkan dan tak dibahas oleh DPR. Dia menyebut ormas akan terus memperjuangkan pembatalan RUU HIP.
“Alhamdulillah dengan silaturahmi seperti ini, kita nanti bisa menemukan bahwa yang kita harapkan mungkin perjuangan 100 persennya betul-betul dibatalkan atau dihentikan total,” ujar Jeje.
sumber: kumparan