Bentan.id – Keluarga Firman Bahtiar Amin, korban penembakan petugas APMM Malaysia menyayangkan sikap agresif Otoritas Keamanan Malaysia itu. Keluarga berharap Pemerintah Indonesia turut menyelidiki dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam kasus ini, Rabu (27/8/2020).
Orang tua korban, Muhammad Sukhri mengatakan tidak seharusnya petugas keamanan Malaysia melakukan tindakan agresif berupa penembakan hingga menewaskan anak keduanya itu. Ia mengakui meski perbuatan yang dilakukan korban menyalahi aturan perundang-undangan di Malaysia, namun tidak seharusnya korban ditembak saat penangkapan.
“Kami sangat menyayangkan aksi agresif petugas Malaysia yang melakukan penembakan itu, kami berharap ada keadilan,” katanya.
Sementara itu, Pengacara keluarga korban penembakan, Urip Santoso berharap Kementerian Luar Negeri melalui Duta Besar Indonesia di Malaysia dapat membantu dan menyelidiki kasus ini. Selain itu juga dapat memberikan pendampingan hukum terhadap dua WNI lainnya yang kini ditahan di Malaysia.
“Mengapa sampai terjadi dan alasan apa. Kalau tidak sesuai SOP, tentu ini merupakan suatu pelanggaran,” katanya.
Firman Bahtiar Amin tewas tertembak anggota Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), Senin (24/8/2020) dini hari waktu setempat di sekitar Perairan Tanjung Kelesa, Bandar Penawar, Johor, Malaysia.
Media Malaysia sinarharian.com melaporkan Insiden itu berawal saat anggota APMM mendapati dua buah speedboat bermuatan 90 kotak berisi burung murai batu dan murai kampung. Petugas kemudian berusaha menangkap, namun speedboat yang dikemudikan WNI itu bertindak agresif.
Reporter: Ink
Editor: Brp