
bentan.co.id – Pembatasan akses layanan kesehatan selama masa pandemi COVID-19 ternyata berdampak pada kesehatan ibu dan bayi karena edukasi tentang kehamilan menjadi berkurang.
Bahkan di Kota Tanjungpinang sudah ditemukan tiga kasus kematian ibu selama lima bulan di 2021.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang, dr. Nugraheni Purwaningsih menjelaskan selain kasus COVID-19 yang tidak kunjung melandai, masalah kesehatan ibu dan anak juga jangan sampai lalai.
“Kesehatan ibu dan bayi itu yang menjadi perhatian,” kata Nugraheni, Rabu (16/6/2021).
Nugraheni menjelaskan, angka kematian ibu juga menjadi tolok ukur pelayanan di suatu wilayah, sehingga memang harus diperhatikan.
Saat ini dengan pembatasan aktivitas dengan ditutupnya pusat pelayanan kesehatan dan para ibu juga ragu untuk memeriksa kesehatan reproduksi akan menurun.
“Hingga saat ini selama 2021 sudah 3 orang kasus kematian ibu sedangkan sepanjang 2020 hanya 5 orang,”jelasnya.
Kematian ibu itu, merupakan kasus pasca kelahiran beberapa waktu lalu, walaupun kematian ibu bisa terjadi sebelum kelahiran.
Nugraheni menilai penurunan akses layanan kesehatan oleh ibu hamil itu sudah menjadi hukum alam akibat pandemi COVID-19, yang semula rajin mengikuti kelas edukasi ibu hamil, edukasi pemberian Air Susu Ibu (ASI).
“Jika sekarang dengan adanya pembatasan, kebiasaan itu sudah hilang,” terangnya.
Tidak hanya itu, dengan pembatasan layanan kesehatan pengaturan jarak kehamilan bagi ibu juga menjadi sorotan, karena itu bertujuan untuk menyehatkan hasil kehamilan ibu.
“Semakin sehat jarak kehamilan, hasil kehamilan juga semakin bagus dibanding jarak yang terlalu rapat,” ucapnya.