
Bentan.co.id – Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengungkapkan gencarnya vaksinasi di Kepri sebelum merebaknya Covid-19 varian Delta disinyalir menjadi alasan gelombang kedua Covid-19 di Kepri tidak separah daerah lain.
“Saat itu sebelum bulan Juli kita sudah melakukan upaya masif vaksinasi, ternyata memang vaksinasi yang kita lakukan itu berhasil membentuknya kekebalan komunal. Terlebih saat itu kita banyak menggunakan vaksin AstraZeneca,” ucap Gubernur Ansar saat tampil live streaming di FMB91D_IKP baru-baru ini.
Menurutnya vaksin AstraZeneca memang secara klinis mampu memberikan perlawanan lebih terhadap virus Covid-19. Gubernur pun menjelaskan bila saat itu masih banyak masyarakat yang terpengaruh dengan rumor tentang efek pasca-vaksin AstraZeneca. Namun Pemprov Kepri mengunakan strategi menggaet tokoh-tokoh agama dan masyarakat untuk terlebih dahulu di vaksin, sehingga masyarakat mulai menerima vaksin AstraZeneca.
“Kita mengajak seluruh imam, bilal, dan penceramah termasuk tokoh-tokoh agama yang lain untuk divaksin agar bisa menjadi bukti bahwa memang vaksin itu aman dan halal,” ungkapnya.
Bahkan menurut Gubernur, Provinsi Kepri beberapa kali menerima stok vaksin dari daerah lain yang merasa tidak sanggup untuk menghabiskan stok vaksin tersebut. Provinsi Kepri memang terbukti selalu mampu menghabiskan stok vaksin yang diterima dari Pemerintah Pusat.
Keberhasilan menghabiskan stok vaksin di Kepri merupakan buah dari kerjasama antar Forkompimda yang sangat kompak. Seluruh stakeholder di Kepri mulai dari TNI/Polri, Kejaksaan, Instansi Vertikal, sampai dengan Asosiasi pengusaha swasta menepuk program masing-masing untuk vaksinasi.
“Semua Forkompimda di Kepri ini sangat kompak sekali, Polda Kepri misalnya punya Vaksinasi Menjangkau Pulau atau Nasi Kapau. Lalu Korem 033 punya Vaksinasi mobile Gurindam 12, Lantamal IV punya vaksinasi masyarakat pesisir, jadi ada banyak sekali vaksinasi yang dilakukan instansi,” jelas Gubernur.
Pada wawancara yang dihadiri oleh Bupati Kudus Hartopo dan Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro tersebut, juga disinggung tentang kenaikan Covid-19 di Singapura dan dampaknya terhadap Kepri.
Terkait hal tersebut Gubernur menjelaskan bila Kepri tidak merasakan dampak yang signifikan terhadap kenaikan Covid-19 di Singapura. Hal itu dikarenakan saat ini pembukaan perbatasan antara Singapura dan Kepri masih sebatas pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
“PMI yang masuk ke Kepri pun terus kita berikan protokol kesehatan yang ketat sehingga meminimalisir penularan,” ucapnya.