Bentan.co.id – Matching Fund Ecolodge sebagai konsep penginapan ramah lingkungan, Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan potensi alam dan budaya. Dengan adanya keberagaman potensi alam dan budaya yang dimiliki Indonesia, pariwisata menjadi salah satu sektor yang penting untuk perekonomian Indonesia.
Dengan dikembangkannya pariwisata Indonesia, dapat menarik wisatawan karena Indonesia memiliki potensi alam dan budaya yang unik yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain.
Dalam perjalanan mengembangkan pariwisata Indonesia, Universitas Brawijaya turut serta melalui program matching fund yang diadakan di Desa Wisata Ekang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Program matching fund ini diketuai oleh Prof. Luchman Hakim, S.Si.,M.Agr.Sc.,Ph.D selaku dosen Biologi Universitas Brawijaya. Selain itu terdapat empat dosen lainnya yaitu Dr. Panji Deoranto, STP, MP; Dr. Eng. Turniningtyas Ayu R., ST., MT; Edriana Pangestuti, SE., M.Si., DBA; dan Deasy Chrisnia Natalia, SE., MM serta beranggotakan 25 mahasiswa lintas jurusan Universitas Brawijaya.
Prof. Luchman Hakim, S.Si.,M.Agr.Sc.,Ph.D selaku dosen Biologi Universitas Brawijaya mengatakan, Program ini menjadi sarana pengembangan konektivitas pengembangan ilmu dan teknologi di kawasan terluar Republik Indonesia, Melalui kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan.
“Program matching fund ini disusun sebagai bentuk keterlibatan Universitas Brawijaya, Dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dibentuk oleh Kemendikbudristek,” ucapnya.
Progam matching fund ini disusun bedasarkan 4 tujuan utama yaitu yang pertama adalah untuk meningkatkan daya saing wisata berbasis masyarakat (CBT) melalui pengembangan ecolodge yang berkelanjutan di Ekang Mangrove Park sebagai perwujudan ekowisata ramah lingkungan.
Memperluas dan meningkatkan dampak positif kegiatan Universitas Brawijaya bersama Desa Wisata Ekang dan Pemerintah Daerah melalui penciptaan ecolodges sebagai akomodasi wisata inovatif implementasi hasil penelitian perguruan tinggi.
Mengembangkan pusat studi pariwisata Universitas Brawijaya melalui Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bintan dan Desa Wisata Ekang, Khususnya untuk riset dan kajian penelitian ekowisata di wilayah terluar Republik Indonesia.
Dan membantu Desa Wisata Ekang untuk mengembangkan Ekang Mangrove Park pada tahapan prototyping, melalui pendampingan implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Program ini berfokus kepada pembangunan ecolodge berkelanjutan. Ecolodge sendiri merupakan konsep penginapan yang memperhatikan konsep ramah lingkungan mulai dari pembuatan hingga saat digunakan oleh wisatawan,” tambahnya.
Konsep ini dirancangkan guna memberikan respon kepada isu-isu lingkungan yang semakin buruk akibat pembangunan, khususnya pembangunan pariwisata yang kurang memperhatikan dampak lingkunga, Sehingga memberikan dampak-dampak negatif kepada bumi. Maka dari itu diperlukan solusi-solusi sebagai jalan tengah sehingga pariwisata dapat tetap berjalan, namun di sisi lain isu lingkungan juga tetap diperhatikan.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa lintas jurusan mengaplikasikan keilmuannya dalam pembuatan ecolodge. Di antaranya terdapat mahasiswa dari Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Kegiatan yang ada dalam program ini meliputi pengadaan workshop untuk sumber daya manusia di Desa Wisata Ekang, pelaksanaan studi banding mangrove di Banyuwangi, pembuatan modul untuk Desa Wisata Ekang, membantu meningkatkan promosi Desa Wisata Ekang, pembuatan DED (Detail Engineering Design), dan pembuatan studi kelayakan dengan salah satu luarannya adalah prototipe ecolodges berbasis penginapan apung pertama di Kepulauan Riau.
“Dengan dibangunnya ecolodge di Desa Wisata Ekang, diharapkan dapat meningkatkan industri pariwisata dengan konsep berkelanjutan dan dapat menarik wisatawan mancanegara,” tutupnya.