Bentan.co.id – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali menghidupkan semangat ekonomi kreatif melalui Festival Ngopi Sepuluh Ewu.
Acara tahunan ini menjadi magnet bagi para penggemar kopi, diadakan dengan megah di Desa Wisata Adat Kemiren Kecamatan Glagah.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menegaskan bahwa festival ini bukan hanya sebuah tradisi lokal, tetapi juga strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kopi.
“Kopi Banyuwangi memiliki potensi besar, dan festival ini menjadi panggung untuk memperkenalkannya ke pasar nasional dan internasional,” kata Bupati Ipuk.
Dalam gelaran Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Wisata Adat Kemiren, Bupati Ipuk mengajak para pengunjung untuk menikmati kopi sambil bersilaturahmi.
“Mari kita angkat cangkir kopi, berbagi cerita, dan menciptakan momen berharga bersama. Selamat menikmati kopi di Festival Ngopi Sepuluh Ewu,” ucapnya.
Festival kopi ini menyedot perhatian ribuan orang yang memenuhi jalan utama Desa Kemiren, menikmati ragam kopi yang disajikan oleh masyarakat suku Osing.
Dalam tradisi Ngopi Sepuluh Ewu, kopi disuguhkan di setiap halaman rumah warga Desa Kemiren sepanjang 2 kilometer.
Warga desa, mengenakan pakaian adat Osing, menyajikan kopi menggunakan cangkir khusus yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Beragam jenis kopi, mulai dari arabika, robusta, hingga house blend, disuguhkan bersamaan dengan beragam jajanan tradisional.
Filosofi “sak corot dadi seduluran” (“sekali seduh kita bersaudara”) melandasi festival ini, menjalin tali persaudaraan melalui ngopi bersama.
Festival ini bukan hanya tentang minum kopi, melainkan pertunjukan budaya yang menggambarkan keramahan dan kemurahan hati warga Osing.
Pengunjung diajak untuk menikmati kopi sambil lesehan atau duduk di teras halaman yang diubah menjadi ruang tamu.
Banyak warga dari berbagai daerah di Banyuwangi yang hadir, menjadikan acara ini sebagai ajang berkumpul di akhir pekan.
Festival Ngopi Sepuluh Ewu juga menarik perhatian wisatawan mancanegara, seperti Patrick O’Brien dari Irlandia, yang menyatakan pengalamannya sebagai luar biasa.
“Saya merasakan kopi khas Indonesia yang lezat dan beragam, serta merasakan keramahan dan kehangatan warga Desa Kemiren. Saya belajar banyak tentang budaya dan tradisi Suku Osing yang unik dan menarik. Saya merasa seperti menjadi bagian dari keluarga besar di sini,” ucapnya.
Kepala Desa Kemiren, Muhamad Arifin, menuturkan bahwa Festival Ngopi Sepuluh Ewu diselaraskan dengan perayaan Hari Jadi Desa Kemiren pada 5 November. “Kami mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan untuk merasakan kehangatan dan persaudaraan dalam setiap teguk kopi di perayaan Desa Kemiren,” tambahnya.
Dengan aromanya yang khas dan sentuhan persaudaraan yang hangat, Festival Ngopi Sepuluh Ewu bukan hanya merayakan kopi, tetapi juga keberagaman dan kehangatan masyarakat Banyuwangi. Mari saksikan keindahan dan kelezatan kopi yang membawa bersama cerita dan persahabatan.(*/Brp)
Editor: Don