Gedung Mesiu Penyengat, Bukti Jejak Sejarah Perlawanan Kerajaan Riau Lingga Terhadap Belanda

Gedung Mesiu Penyengat, Bukti Jejak Sejarah Perlawanan Kerajaan Riau Lingga Terhadap Belanda
Gedung Mesiu Penyengat, Bukti Jejak Sejarah Perlawanan Kerajaan Riau Lingga Terhadap Belanda, F. Dok Pemko Tanjungpinang.

Bentan.co.id – Gedung Mesiu, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Arsenal, adalah saksi bisu sejarah perjuangan Kerajaan Riau Lingga dalam menghadapi penjajahan Belanda.

Terletak di Jalan Dipertuan Muda Riau VII Raja Abdurrahman, gedung ini dibangun pada tahun 1782, tepatnya pada masa kepemimpinan Raja Haji Fisabilillah.

Bagi masyarakat setempat, Gedung Mesiu lebih dikenal sebagai gudang penyimpanan alat-alat persenjataan kerajaan.

Berbeda dengan Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat yang menggunakan campuran telur dalam bahan bangunannya, Gedung Mesiu dibangun dengan bahan sederhana berupa kapur dan tanah liat.

Meski demikian, bangunan ini memiliki arsitektur yang khas, dengan kubah di atasnya yang menyerupai kubah masjid.

Ciri khas kubah ini merupakan simbol nuansa Islami Kerajaan Melayu, yang menunjukkan identitas Kerajaan Riau Lingga sebagai kerajaan Melayu Islam.

Awalnya, Gedung Mesiu terdiri dari empat bangunan yang terpisah, namun kini hanya satu gedung yang tersisa sebagai bukti peninggalan sejarah.

Gedung berukuran 4×4 meter ini memiliki dinding setebal 45 cm (satu hasta), dan dahulu berfungsi sebagai tempat penyimpanan mesiu, bahan utama untuk mengoperasikan meriam-meriam kerajaan.

Saat terjadi ancaman dari Belanda, prajurit kerajaan dengan sigap membawa mesiu yang dikemas dalam peti menuju Bukit Kursi—sebuah benteng pertahanan dengan 90 meriam yang siap ditembakkan ke arah musuh.

Dalam satu serangan penting, prajurit Kerajaan Riau Lingga berhasil menenggelamkan kapal Belanda yang mendekati perairan Pulau Penyengat, sebuah kisah heroik yang membuktikan ketangguhan prajurit kerajaan dalam melindungi wilayah mereka.

Mesiu yang digunakan pada masa itu dibeli dari pedagang-pedagang asing seperti Cina, Benggala, dan Turki yang singgah di Pulau Penyengat.

Hubungan dagang yang kuat ini menunjukkan betapa pentingnya Penyengat sebagai pusat perdagangan dan pertahanan strategis di wilayah Riau Lingga.

Namun, pada tahun 1911, Kerajaan Riau Lingga runtuh, dan Gedung Mesiu pun ditutup. Gedung ini sempat digunakan sebagai penjara, namun hanya dalam waktu singkat sebelum akhirnya dibiarkan tidak berfungsi hingga sekarang.

Kini, Gedung Mesiu berdiri sebagai monumen sejarah yang mengingatkan kita akan perjuangan dan kehebatan Kerajaan Riau Lingga dalam mempertahankan kedaulatan mereka dari penjajahan.(*)

Editor: Don

Dapatkan berita terkini dan terpercaya. Jangan ketinggalan like, follow, dan aktifkan notifikasimu sekarang: Fanspage Bentan.co.id

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *