Bentan.co.id – Kawasan wisata Bintan Resort di Lagoi, Bintan menerima sertifikasi destinasi pariwisata berkelanjutan dan maklumat pariwisata berkelanjutan periode 2022-2025. Penghargaan ini diserahkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf) RI, Sandiaga Salahudin Uno di Bali, Selasa (27/9/2022).
Terpilihnya Kawasan wisata Bintan Resort telah melalui proses penilaian dan peninjauan oleh
Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC). Kriteria yang dinilai terintegrasi dalam empat standar pariwisata berkelanjutan yang terdiri dari pengelolaan berkelanjutan, keberlanjutan sosial-ekonomi, keberlanjutan budaya dan keberlanjutan lingkungan dengan melihat penerapan 175 kriteria yang telah ditetapkan mengikuti standar Internasional oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC).
Group General Manager PT. Bintan Resort Cakrawala, Abdul Wahab mengatakan bahwa Bintan Resorts dalam aktivitas operasional pengelolaan destinasi wisata Bintan Resorts di Pulau Bintan memperhatikan dan menerapkan standar yang mendukung keberlanjutan industri pariwisata serta memberikan dampak sosial dan ekonomi.
“Semua hal tersebut dapat terselenggara dengan baik dan berkesinambungan dalam bentuk program-program yang dalam pelaksanaannya selalu merujuk kepada kebijakan aturan dan didukung oleh pemerintah daerah
Kabupaten Bintan, semua pelaku wisata, operator hotel, pemangku kepentingan, komunitas dan lain-lain
baik yang ada di dalam maupun sekitar kawasan Bintan Resorts,” ucap Abdul Wahab.
Menurut Wahab, Bintan Resort dan seluruh stakeholder sangat bangga dengan penghargaan yang diberikan dan mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada pemerintah daerah Kabupaten Bintan yang telah banyak membantu dalam mengembangkan destinasi wisata di Bintan termasuk Bintan Resorts.
“Tentunya hal ini terus menjadi daya dorong lagi bagi Bintan Resorts untuk semakin memberikan kualitas
standar destinasi pariwisata yang unggul dan yang terbaik khususnya bagi Provinsi Kepulauan Riau dan
Indonesia. Namun yang paling penting juga adalah tanggungjawab moral dalam mengelola pariwisata
berkelanjutan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini, tanpa mengurangi terpenuhinya kebutuhan
generasi di masa yang akan datang,” jelasnya.
(*/Don)
