Bentan.co.id – Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menekankan dalam pekerjaan Penataan Pulau Penyengat, khususnya revitalisasi Masjid Raya Sultan Riau beberapa hal memang dikembangkan, namun kedaulatan heritage harus tetap dipertahankan.
“Untuk melakukan proses revitalisasi ini harus dilakukan dengan teliti dan seksama. Agar masjid yang masuk menjadi salah satu cagar budaya ini tetap utuh dan tidak mengubah esensi, harus tetap kita jaga nilai historisnya, heritagenya,” kata Gubernur Ansar di di Pelataran Masjid Raya Sultan Riau, Penyangat, Senin (22/8/2022).
Gubernur Ansar hadir di Penyengat dalam rangka doa bersama masyarakat sebagai penanda dimulainya progres pekerjaan Revitalisasi Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Tahun Anggaran 2022. Doa dipimpin oleh Ketua Masjid Raja Al Hafiz dan diikuti seluruh hadirin dengan khidmat.
Adapun beberapa pekerjaan yang termasuk dalam paket pekerjaan Revitalisasi Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Tahun Anggaran 2022 ini diantaranya Pemasangan videotron di depan masjid, perbaikan sarana dan prasarana tempat wudhu dan toilet, pengecatan masjid, pengembangan aksesoris, penataan ruang terbuka hijau, optimalisasi ruang documenter, dan Perbaikan menara masjid.
Anggaran yang disediakan Pemprov Kepri dalam pekerjaan ini senilai Rp. 6 miliar. Namun berdasarkan hasil pengumuman lelang, anggaran yang akan digunakan sebesar Rp. 5,8 miliar.
Gubernur Ansar mengatakan penataan Pulau Penyengat adalah salah satu dari empat pekerjaan yang digesanya dalam rangka mempercantik Kota Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi Kepri selain penataan kawasan Gurindam 12, Penataan Kota Lama, dan Tanjungpinang Heritage Food.
“Terima kasih kepada teman-teman di Pemko Tanjungpinang yang berkolaborasi dengan kita. Kalau terus dimantapkan Tanjungpinang bisa bersaing dengan Batam dan Bintan yang lebih dikenal luas bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara,” ungkap Gubernur Ansar.
Gubernur Ansar menambahkan semua pekerjaan yang masuk dalam Revitalisasi Masjid Raya Sultan Riau Penyengat dilakukan setelah melalui kajian konsultan dan melaksanakan pekerjaannya berdasarkan rekomendasi konsultan tersebut.
“Struktur bangunan dan spesifikasi harus diketahui sebelumnya supaya hasil revitalisasi dapat bertahan. Mengingat lokasi Masjid yang berdekatan dengan tepian pantai” ujarnya
Gubernur mengaku perjuangan untuk merevitalisasi masjid ini tidaklah mudah. Mulai dari mempersiapkan DED, kemudian proses izin dari Kementerian dan Situs Cagar Budaya Batusangkar, serta mematangkan rencana ini butuh berkali-kali rapat.
“Oleh sebab itu, marilah kita sama-sama mendukung jalannya revitalisasi ini. Mari kita pantau perkembangannya bersama, termasuk untuk masyarakat sekitar. Karena hilir dari pekerjaan ini adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan masyarakat kepri pada umumnya,” tutup Gubernur Ansar.
Sebelumnya perwakilan tim ahli konsultan dari Graha Survei Indonesia menyampaikan kesimpulan dari hasil survei dan kajian yang dilakukan terkait kondisi dan struktur bangunan masjid secara keseluruhan. Tim Ahli menyimpulkan bahwa kondisi struktur masih dalam kategori aman dimana kapasitas beban masih relatif baik.
Survei dilakukan dengan berbagai teknologi terkini, termasuk pemeriksaan geometris struktur, kajian visual, pengamblian sampel kualitas material dengan pendekatan non destruktif.