Bentan.co.id – Konflik geopolitik yang memanas antara Rusia dan Ukraina, serta Iran dan Israel, diprediksi akan berdampak signifikan pada harga elektronik di Indonesia.
Asosiasi Pengusaha Komoditi Elektronik (Apkonik) memperingatkan potensi kenaikan harga yang signifikan akibat terganggunya rantai pasokan global.
Ketua Umum Apkonik, Deni Irawan, menjelaskan bahwa beberapa bahan baku penting untuk alat elektronik masih diimpor dari negara-negara yang terlibat konflik.
Gangguan rantai pasokan ini dikhawatirkan akan memicu lonjakan harga bahan baku, yang pada akhirnya berimbas pada harga barang elektronik jadi.
“Kekurangan bahan semikonduktor bisa semakin parah. Semikonduktor bukan hanya prosesor, tapi juga semua rangkaian komponen elektronik, seperti transistor dan lainnya yang ada di semua perangkat elektronik,” ujar Deni kepada MNC Portal, Minggu (21/4/2024).
Kelangkaan bahan baku semikonduktor ini tidak hanya akan berakibat pada kenaikan harga, tetapi juga memperpanjang waktu tunggu (indent) untuk produk elektronik.
Ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran inilah yang menjadi pendorong utama kenaikan harga.
“Pasokan barang dan pangan akan terhambat, sehingga waktu indent untuk mobil, elektronik, dan furnitur menjadi lebih lama, dan harganya pun ikut meningkat,” jelas Deni.
Lebih lanjut, Deni juga menyinggung potensi inflasi dan dampak keamanan siber yang bisa muncul akibat krisis geopolitik ini.
“Selain itu, dampak ini juga bisa memperparah inflasi yang sudah menjadi kekhawatiran, serta berakibat pada keamanan siber,” tutupnya.(*/Don)
Editor: Don
